Selasa, 03 September 2013

kertas penentu dan pendidikan pesantren

tentunya kita masih ingat kisah ayu, gadis asal tangerang yang sempat menggegerkan media lewat aksinya bersama orang tuanya yang hendak menjual ginjalnya demi menebus ijasah. sepintas nampak tragis, namun jika kita lihat dari sisi yang berbeda, mungkin kita akan mendapatkan satu renungan yang cukup mendalam mengenai substansi dari "pendidikan" di Indonesia.

bagaimana sebuah pendidikan yang substansi dasarnya adalah menuntut ilmu bergeser menjadi " menuntut ijasah"....?
memang tidak bisa dipungkiri, adanya selembar kertas pengakuan tersebut memang diperlukan, namun nampaknya ada pendewaan terhadap selembar kertas tersebut.
bagaimana tidak........?
saat ini segala macam yang berhubungan dengan persyaratan formal lebih mengutamakan adanya ijasah.mulai dari melamar pekerjaan, pencalonan lurah, hingga presiden,
tentu saja ini hal yang sangat lucu, sebab hanya dengan secarik kertas nasib kita diputuskan begitu saja, tanpa melirik barang sedikitpun tentang bagaimana capability dari pribadi yang bersangkutan.
yaaach......
dunia pendidikan kita saat ini memang telah mengalami degradasi tujuan pendidikan yang berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan.
seandainya bapak menteri beserta jajarannya mau sedikit saj melakukan kajian tentang pendidikan di pondok pesantren, mungkin mereka akan menemukan hal yang berbeda, jangan memandang cara berpakaian dan keluguan para santri. jangan melihat bagaimana bangunan dan pola hidup mereka yang terkesan kolot, namun lihat dan renungilah. bagaimana para santri mengejar setoran hafalan dan ketulusan mereka dalam menghadapi ujian akhir pondok.
pondok pesantren dengan tegas berani tidak meluluskan santri yang belum mencapai standart kompetensi kelulusan. coba kita tengok para guru yang sibuk melubangi genteng untuk sekedar meluluskan siswanya......
coba kita bandingkan keta'dhiman para santri kepada para asatidznya dengan para siswa dengan para gurunya.
saatnya pendidikan indonesia berbenah. mengambil cermin i'tibar dari perisriwa penebusan ijasah, sebenarnya itu merupakan TAMPARAN KERAS bagi depertemen pendidikan untuk meninjau kembali sitem pendidikan indonesia.


2 komentar:

  1. mari kita benahi bersama kesalahan sistem yg sudah "mengadat" di negara kita.
    mulai dari diri kita sendiri, keluarga terdekat dan lingkungan terdekat.
    apabila dilakukan sporadis disetiap tempat, maka akan tercapai negara yg bebas dari kebobrokan karakter dan akan bermartabat.

    "praktek KKN adalah musuh kita bersama"

    BalasHapus
    Balasan
    1. matur suwun mas aan...
      terkadang kita memang lebih pinter melihat kesalahan pada orang lain, dan terlalu dungu untuk sekedar melihat kesalahan kesalahan pada diri kita
      salam sukses....
      :)

      Hapus